Afiks dan Metatesis dalam Tata Bahasa Dawan (Timor)


Penulis:
Neno Anderias Salukh

Dalam Ilmu Linguistik, afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna gramatikal kata tersebut. Misalnya dalam tata bahasa Indonesia, kata "harap" jika ditambahkan "ber" (afiks) akan berubah menjadi "berharap" dengan makna gramatikal yang berbeda.

Afiks lebih familiar ditelinga orang dengan sebutan imbuhan atau bubuhan yang terdiri dari prefiks, infiks, konfiks dan sufiks. Prefiks adalah awalan, sufiks adalah akhiran infiks adalah sisipan dan konfiks gabungan antara prefiks dan sufiks.

Afiks dalam Tata Bahasa Dawan tidak sebanyak afiks dalam Tata Bahasa Indonesia tetapi memiliki perbedaan. Dalam Tata Bahasa Dawan, afiks digunakan pada kata kerja (verba) dan juga bergantung pada kata ganti orang yang digunakan.

Afiks-afiks tersebut adalah "U", "Ta", "Mu", "Mi", "Na" yang merupakan prefiks dan "Na-an" merupakan konfiks sedangkan infiks dan sufiks dipakai untuk kata kerja pada kalimat tertentu.

Berikut ini adalah contoh penggunaan prefiks dan konfiks pada kata kerja Fnek yang berarti Harap.

Pertama, prefiks U digunakan jika kata ganti orang yang digunakan oleh pembicara adalah kata ganti pertama tunggal. Contohnya, Au u-fnek neu Uis Neno (Saya berharap pada Tuhan).

Kadangkala prefiks U tidak kedengaran bahkan tidak diucapkan karena huruf terakhir kata au adalah huruf u dan juga untuk beberapa kata kerja yang diawali dengan huruf u serta prefiks U merupakan prefiks yang ditetapkan untuk kata ganti orang pertama tunggal.

Khusus untuk kasus huruf u berada pada awal kata kerja maka selain prefiks U tidak digunakan, kata ganti au tidak diucapkan sebagai pilihan lainnya tergantung orang yang berbicara.

Kedua, prefiks Ta digunakan jika kata ganti orang yang digunakan oleh pembicara adalah kata ganti pertama jamak. Contohnya, Hit ta-fnek neu Uis Neno (Kita berharap pada Tuhan).

Ketiga, prefiks Mu digunakan jika kata ganti orang yang digunakan oleh pembicara adalah kata ganti orang kedua tunggal. Contohnya, Ho mu-fnek neu Uis Neno (Kau berharap pada Tuhan).

Keempat, prefiks Mi digunakan jika kata ganti orang yang digunakan oleh pembicara adalah kata ganti orang kedua jamak. Contohnya, Hi mi-fnek neu Uis Neno (Kalian berharap pada Tuhan).

Akan tetapi, prefiks Mi juga digunakan untuk kata ganti orang pertama jamak. Contohnya, Hai mi-fnek neu Uis Neno (kami berharap pada Tuhan)

Kelima, prefiks Na digunakan jika kata ganti orang yang digunakan oleh pembicara adalah kata ganti orang ketiga tunggal. Contohnya, In na-fnek neu Uis Neno (Dia berharap pada Tuhan)

Keenam, konfiks Na-an digunakan jika kata ganti orang yang digunakan oleh pembicara adalah kata ganti orang ketiga jamak. Contohnya, Sin na-fnek-an neu Uis Neno (Mereka berharap pada Tuhan).

Sedangkan untuk infiks, tidak ada suku kata tertentu yang ditetapkan sebagai infiks. Hanya pada kasus kalimat negatif, kata kerja menjadi infiks. Kata "Kahaf" yang berarti tidak dipecah menjadi dua sehingga kata kerja disisipkan pada kata "Kahaf" atau menggantikan huruf 'h'. Contohnya, Au ka-ufnek-af (Saya tidak berharap) atau Hit Ka-Tafnek-af (Kita tidak berharap).

Akan tetapi, jika huruf terakhir kata kerja adalah huruf vokal maka kata kerja menggantikan suku kata "ha" pada kata "kahaf". Contohnya, au ka-lomi-f (saya tidak suka).

Jika infiks pada kalimat negatif maka sufiks ditemukan pada kalimat tanya tetapi hanya berlaku pada kalimat yang mempertanyakan sudah atau belumnya sebuah pekerjaan. Contohnya, ho muah-en? (anda sudah makan?) Atau ho minu-en? (anda sudah minum?).

Metatesis

Kebanyakan orang sains mengenal metatesis dalam dunia kimia yang merujuk kepada reaksi di mana bagian-bagian dari dua struktur yang saling bereaksi bertukar tempat. Sedangkan orang humaniora mengenal metatesis dalam ilmu linguistik sebagai transposisi suara atau huruf atau suku kata dalam sebuah kata atau kata-kata dalam sebuah kalimat.

Terjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris dalam berapa konteks kalimat menunjukkan sebuah metatesis pada kalimat. Misalnya "Ini Buku Saya" yang berubah menjadi "This is my book". Contoh lainnya adalah metatesis dari Bahasa Latin ke Bahasa Spanyol seperti c ocodilus yang berarti buaya dalam Bahasa Latin dan Bahasa Spanyol cocod ilo.

Nah, metatesis dalam Tata Bahasa Dawan hanya berlaku dalam kata (beberapa kata sifat, benda dan kata kerja) yaitu transposisi huruf dalam sebuah kata dengan syarat huruf terakhir kata tersebut adalah huruf vokal dan kata tersebut adalah objek yang dijelaskan dalam bentuk kalimat.

Misalnya "Noin Muti". Noin berasal dari kata Noni yang berarti Uang dan Muti merujuk pada logam putih. Jika hanya Noni yang diucapkan maka tidak terjadi metatesis di sana.

Contoh lain misalnya kata "Leko" yang berarti baik akan menjadi Lek-leok yang berarti baik-baik. Naleok jika ditambahkan prefiks Na.

Catatan:
Bahasa Dawan adalah Bahasa yang digunakan oleh Suku Dawan di Timor Barat. Masih banyak contoh metatesis dalam Tata Bahasa Dawan yang saya tidak bisa tuliskan satu persatu dalam tulisan kecil ini karena tulisan ini adalah analisis pribadi dari penulis sebagai Anak Timor (Dawan) yang berharap para pembaca bisa memberi masukan jika memang ada kekeliruan dalam penulisan atau ada kekurangan dalam tulisan ini.

Salam!!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Kua Tuaf - Sius Otu

Alu Mama, Simbol Laki-laki Suku Dawan (Timor)