Leadership Innovation
Pemimpin
digambarkan dengan kata yaitu influence
atau effect yang berarti pengaruh
sehingga Pemimpin dapat dikatakan orang yang bisa memberikan pengaruh kepada
siapapun yang ia pimpin. Oleh karena
itu, pemimpin harus memiliki integritas, pemimpin harus profesional karena
profesionalisme merupakan muara dari kepemimpinan seseorang, harus mengetahui
informasi dari publik tentang problem yang dihadapi, harus mentransformasi,
harus memiliki visi dan misi yang jelas, memiliki kemampuan/ kesanggupan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ir. Basuki T.
Purnama, MM (Ahok) yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi, yang
berpolitik atas dasar nilai pelayanan, ketulusan, kejujujuran dan pengorbanan
bukan politik instan yang sarat pencitraan serta menjadi individu idealis yang
berintegritas dan mampu mempertahankan integritasnya, menjadi pusat perhatian
masyarakat indonesia saat ini. Bukan hanya itu, Ahok tidak kompromi dengan
suap, walaupun godaannya sangat kuat. Pejabat semacam inilah yang bisa
dipercaya untuk membangun Indonesia, karena tidak akan bisa disuap demi
kepentingan sekelompok/segelintir orang. Ahok selalu berpegang teguh pada
kebenaran, tidak terpengaruh dengan uang suap miliaran yang seharusnya bisa
diterima ketika dia menjadi pejabat. Sekali lagi, Ahok menegaskan bahwa dia
disumpah jabatan sehingga ia berkomitmen untuk membantu orang-orang miskin
dengan uang rakyat yang berasal dari pajak, lagipula sebagai pejabat, dia
mendapatkan penghasilan yang cukup besar. Karena Ahok menunjukan dirinya
sebagai pejabat yang jarang ditemui di Indonesia sekarang ini, maka masyarakat
di seluruh pelosok ingin pemimpin seperti Ahok hadir di daerahnya untuk
membunuh kuman-kuman penyakit yang masih menyerang dan menyebar di birokrasi
pemerintahan. Ahok pun selalu menjadi topik pembicaraan dan diskusi banyak
orang, tentang bagaimana ia mengambil tindakan, keputusan melawan korupsi dan
beberapa hal penting yang perlu untuk dirubah.
Di Kota Kupang saat ini, dihangatkan
dengan munculnya beberapa figur yang hendak bertarung di Pemilihan Walikota
& Wakil Walikota Kupang 2017 mendatang, dengan berbagai visi dan misi yang diusung
dengan tujuan membawa Kota Kupang ke arah yang lebih baik, namun apakah itu
satu-satunya visi dan misi yang akan dilaksanakan atau adakah visi dan misi
tersembunyi dibalik itu ? yang diharapkan oleh rakyat saat ini adalah semoga
Kota Kupang melahirkan seorang sosok yang yang menginspirasi seperti Ahok yang
mampu mentransformasi Kota Kupang demi suatu kemajuan.
Ketepatan memilih akan menjamin harapan rakyat
yang selama ini diperdebatkan. Oleh karena itu, rakyat perlu tahu bahwa terdapat
beberapa figur yang memiliki visi dan misi terselubung. Korupsi untuk menjadi
kaya?? Suku, Agama dan Ras menguasai pemerintahan?? Kebangaan diri?? Menindas
sekelompok orang dengan kekuasaan??. Jika hal-hal diatas menjadi visi dan ,isi
utama mereka maka hal-hal yang terjadi
dalam Pilkada adalah sebagai berikut :
1.
Money Politics.
Dalam pelaksanaan pesta demokrasi ternyata belum
menunjukan sistem demokrasi yang sesungguhnya yang ditandai dengan sering
terlihat tidak sehat atau lebih identik dengan politik uang. Hal ini disebabkan
karena adanya figur yang takut kalah bersaing dengan figur lain yang lebih
populer, kemiskinan rakyat yang dimanfaatkan oleh figur tersebut, rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang politik dan budaya memperoleh rejeki. Akibat
dari politik uang ini, melatih masyarakat untuk bertindak curang. Suara hati
nurani dibeli demi kepentingan diri sendiri. Rakyat yang masih terlibat dalam
proses ini akan tetap menjadi objek eksploitasi politik oleh pihak yang
berkuasa. Pilkada tidak lagi dilaksanakan sesuai dengan prinsip Demokrasi,
pilihan rakyat tidak lagi sesuai dengan hati nurani yang murni, praktik money
politics akan mendarah daging dalam pribadi rakyat akibat pencitraan yang buruk
sehingga peluang terjadinya Suap & Korupsi sangat besar. .
2.
Politik Suku,
Agama & Ras. Pemimipin yang terpilih karena isu Suku, Agama dan Ras akan
menjadi suatu tradisi yang susah dihilangkan di setiap Pilkada karena pemimpin
yang terpilih berasumsi bahwa dia dipilih oleh sekelompok orang tertentu bukan
rakyat sehingga kesejahteraan hanya untuk kelompok itu, ini akan menjadi alasan
utama untuk saling balas dendam suku di
setiap ajang pilkada.
Terlepas dari alasan mengapa kedua hal
diatas terjadi maka tetap akan ada akibatnya yang telah disebutkan diatas
padahal memimpin pemerintahan semestinya berlaku adil, memberikan kesejahteraan
kepada rakyat tanpa pilih kasih, memberantas kejahatan dengan menindaklanjuti
sesuai dengan aturan hukum yang berlaku tanpa memandang bulu, melakukan yang
terbaik sehingga menyentuh perasaan rakyat (memberi perkembangan di segala
bidang), memelihara rakyat dengan segala
tindakannya dengan setulus hati, harus peduli terhadap bawahannya, jujur dan
dapat dipercaya dengan komitmen terhadap peraturan, mengusahakan keselamatan
daerah kekuasaan dan rakyat dengan berpegang teguh pada kata hati, memiliki
semangat juang yang tinggi untuk bekerja memenuhi kebutuhan semua lapisan
elemen masyarakat untuk mencapai suatu kemakmuran.
Pemimpin seperti yang diharapkan dalam
tulisan inilah yang mampu menyelesaikan segala problematika Kota Kupang
khususnya dan Nusa Tenggara Timur pada umunya baik itu krisis ekonomi,
kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Kota Kupang merupakan
satu-satunya Kota Madya di Nusa Tenggara Timur yang perlu menjadi teladan untuk
daerah lainnya sehingga diperlukan seorang pemimpin yang berorientasi pretasi yang
tinggi untuk dapat mengubah segalanya menjadi lebih baik.(*)
Komentar